sumbarberkabar.com – Sebanyak 50 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Komunikasi Politik dari Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas (Unand) melaksanakan kuliah lapangan ke DPRD Provinsi Sumatera Barat, Kamis (19/6/2025) di Padang.
Kunjungan tersebut disambut oleh Anggota Komisi II DPRD Sumbar, Agus Syahdeman, S.E., yang juga dikenal dengan sapaan Uncu. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan pentingnya pola pikir kritis bagi mahasiswa di era reformasi.
“Pola pikir kritis sangat dibutuhkan agar mahasiswa dapat meningkatkan validitas argumentasi. Data dan informasi berkualitas menjadi dasar kuat bagi argumen. Tanpa bukti yang solid, argumen hanya akan menjadi opini lemah yang mudah dipatahkan,” ujar Uncu.
Lebih lanjut, politisi dari Dapil Solok itu menyebut bahwa sikap kritis juga penting dalam mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan rasional.
“Mahasiswa kritis sering dihadapkan pada situasi penting. Mereka harus bisa menganalisis informasi secara mendalam agar mampu memilih solusi terbaik. Argumentasi berbasis data membantu mempertimbangkan berbagai opsi,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya kemampuan komunikasi. “Mahasiswa harus mampu menyampaikan argumen secara jelas dan meyakinkan. Argumentasi logis dan terstruktur akan lebih mudah diterima orang lain,” tambahnya menyemangati para mahasiswa.
Di sisi lain, Uncu juga membahas pentingnya pengalaman berorganisasi bagi politisi. Ia menyebut organisasi sebagai tempat membangun jaringan dan koneksi yang luas, termasuk dengan politisi lain, tokoh masyarakat, pemimpin bisnis, hingga masyarakat sipil.
“Berorganisasi membangun legitimasi dan kredibilitas. Keanggotaan dalam organisasi yang dihormati menunjukkan bahwa politisi memiliki nilai bersama dan mampu bekerja sama untuk tujuan kolektif,” jelas Wakil Ketua DPD Demokrat Sumbar itu.
Sementara itu, pengampu mata kuliah Komunikasi Politik, Dr. M.A. Dalmenda, M.Si., menyampaikan bahwa kuliah lapangan ini bertujuan untuk menghubungkan teori dengan praktik langsung di lapangan.
“Mahasiswa bisa mengamati secara langsung bagaimana konsep seperti framing, agenda setting, hingga persuasion digunakan oleh politisi dalam kehidupan nyata,” jelasnya. (*)